Injil Yang Lain Dan Rasul Setan (2) | Seri Kutipan Kristen

Injil Yang Lain Dan Rarus Setan 2
Jalan-jalan Keselamatan
Dalam Amsal 14:12 kita membaca “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” “Jalan” ini yang ujungnya “maut” adalah Delusi (atau keyakinan atas hal yang tidak benar) Iblis—injil Setan- sebuah jalan keselamatan oleh pencapaian manusia.
Ini adalah sebuah jalan yang “disangka lurus,” itu yang hendak dinyatakan, ini disajikan dalam sebuah bahasa nalar yang memikat manusia alami: jalan ini ditawarkan dalam sebuah sub judul dan cara yang atraktif, jalan ini menyanjung kecerdasan para pendengarnya.
Berdasarkan fakta bahwa jalan ini dalam cara khusus mengambil baginya terminologi religius, terkadang mengambil dari Alkitab untuk menyokongnya (bilamana ini cocok dengan tujuannya), meminta perhatian manusia pada idealis-idealis yang luhur, dan diproklamasikan oleh mereka yang lulus dari institusi-institusi teologia, tak terhitung banyaknya orang yang dipikat dan diperdaya olehnya.
Kekristenan Palsu
Suksesnya seorang penemu atau pengusung hal terlarang bergantung terutama pada seberapa dekatnya hal palsu itu menyerupai hal yang aslinya.
Bidat tidaklah sampai sepenuhnya menyangkali kebenaran seperti sebuah penyimpangan akan kebenaran. Itu sebabnya setengah kebohongan selalu lebih berbahaya daripada sebuah penyangkalan penuh.
Karenanya, ketika Bapa Dusta memasuki mimbar bukanlah kebiasaannya untuk secara tegas menyangkal kebenaran-kebenaran fundamental Kekristenan, malahan dia secara tersirat mengakuinya, dan kemudian melanjutkan ke memberikan sebuah interpretasi yang salah dan sebuah aplikasi yang palsu.
Sebagai contoh: dia tidak akan sedemikian bodoh untuk secara berani mengumumkan ketidakkpercayaannya pada seorang Tuhan yang personal; dia menerima eksistensi Tuhan sepenuhnya dan kemudian memberikan sebuah deskripsi palsu mengenai karakter Tuhan.
Dia mengumumkan bahwa Tuhan adalah Bapa spiritual bagi semua manusia, kala Kitab Suci secara gamblang mengatakan kepada kita bahwa kita adalah “anak-anak Allah oleh iman kepada Kristus Yesus” (Galatia 3:26), dan bahwa “sebanyak yang telah menerima Dia, kepada mereka telah diberikan Dia kuasa untuk menjadi anak-anak Allah” (Yohanes 1:12).
Selanjutnya, dia mendeklarasikan bahwa Tuhan terlampau penuh belas kasihan untuk pernah mengirimkan siapapun anggota ras manusia ke Neraka ketika Tuhan sendiri telah berkata, “Siapapun yang tidak ditemukan tertulis dalam kitab kehidupan dilemparkan kedalam Danau Api” (Wahyu 20:15).
Kembali; Setan tidak akan begitu tololnya untuk mengabaikan figur sentral dalam sejarah manusia—Tuhan Yesus Kristus; sebaliknya, injil setan mengakui Dia sebagai manusia terbaik yang pernah hidup.
Perhatian ditarik ke perbuatan belas kasih dan pekerjaan kemurahan-Nya, kecantikan karakternya dan keagungan pengajaran-Nya. Kehidupan-Nya dipuji atau dimuliakan, tetapi “Kematian Vikaris-Nya menggantikan-Nya” diabaikan; karya “penebusan” yang paling penting di salib tidak pernah disebutkan, sementara itu kebangkitan badani atau jasmani dari kubur dianggap sebagai salah satu hal yang dipercaya tanpa bukti dari sebuah era takhayul.
Injil Setan adalah injil tanpa darah, dan menghadirkan Kristus tanpa salib, yang diterima bukan sebagai Tuhan yang bermanifestasi dalam daging, tetapi semata sebagai Manusia ideal.
Buta Secara Rohani
Dalam 2 Korintus 4:3,4 kita memiliki sebuah firman yang memberikan banyak terang pada tema kita sekarang ini.
Disini kita telah diberitahukan, “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
“Dia membutakan pikiran-pikiran orang-orang tak percaya melalui penyembunyian terang Injil Kristus, dan dia melakukan ini dengan menyembunyikan terang Injil Kristus, dan dia melakukan ini dengan menggantikannya dengan injilnya sendiri. Secara tepat dia menunjuk pada “Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia” (Wahyu 12:9).
Dalam semata tertarik pada “terbaik yang ada didalam diri manusia,” dan hanya mendesak dia untuk “memimpin hidup yang lebih mulia” ada diupayakan sebuah panggung umum yang diatasnya setiap warna pendapat dapat bersatu dan memproklamasikan pesan bersama ini.
Artikel Bagian 1: Injil Yang Lain Dan Rarus Setan (1)
Bersambung ke bagian 3

Oleh : Arthur W. Pink